13 November
Sidongayah - Proses
verifikasi klub-klub untuk unifikasi liga musim depan terus berjalan.
Selain memenuhi lima aspek sebagai syarat verifikasi, klub-klub yang
akan berpartisipasi di musim depan harus bebas tunggakan gaji pemain.
Demikian disampaikan oleh Ketua Komite Kompetisi PSSI Erwin Dwi Budiawan, Senin (11/11/2013), menanggapi perkembangan proses verifikasi klub-klub musim depan.
Erwin menjelaskan, syarat yang mesti dipenuhi oleh klub-klub mencakup lima aspek, yakni adminstrasi dan personal, sporting, legal, infrastruktur, dan financial. Klub-klub harus memenuhi standar itu apabila ingin berlaga di kompetisi tertinggi musim depan.
“Ya, lima aspek itu wajib dipenuhi oleh mereka. Makanya, saat ini proses itu masih berjalan. Klub-klub diberikan waktu untuk melengkapi semuanya. Nantinya kemudian akan kami data,” jelasnya.
Namun, Erwin menambahkan, selain lima aspek tersebut, ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh klub yakni klub tersebut tercatat tidak memiliki tunggakan gaji para pemainnya.
“Soal masalah tunggakan gaji sudah pernah kami sampaikan kepada klub-klub baik ISL atau IPL bahwa kami ingin mereka tidak memiliki utang gaji ke pemain. Karena hal itu akan menjadi salah satu syarat lolos verifikasi,” ujarnya.
“Diharapkan klub-klub yang masih menunggak agar bisa menyelesaikan. Karena masalah gaji pemain adalah tanggung jawab klub bukan PSSI. Mau tidak mau mereka harus bisa menyelesaikannya,” kata Erwin.
Seperti diketahui, meski proses verifikasi tetap berjalan, masih
banyak klub-klub IPL dan ISL yang belum membayarkan kewajibannya kepada
pemain. ‘”Tunggakan gaji itu menjadi pengaruh lolos tidaknya proses
verifikasi,’” tegas Erwin.
Lalu, apakah PSSI akan membantu klub-klub tersebut membayar gaji para pemainnya?
“Untuk klub ISL, PT Liga Indonesia akan membantunya melalui dana subsidi yang telah diberikan diawal. PT LI ‘kan memberikan jatah Rp 3 miliar kepada masing-masing klub. Nah, dana itu bisa digunakan untuk membayar gaji pemainnya,” jelas Erwin.
“Dari PT Liga sudah mencicilnya, dari mulai Rp 500 juta. Misalkan ada klub ISL mempunyai utang lebih dari Rp 2 miliar, karena kami telah memberi Rp 500 juta maka mereka harus mencari sendiri sisanya.”
“Lalu, begitu juga dengan klub IPL yang masih menunggak gaji. Mereka harus menanyakan kepada operator LPIS apakah ada pembagian dana subsidi kepada masing-masing klub. Jika ada, mereka bisa menggunakan uang itu.”
“Intinya gaji adalah tanggung jawab klub. Maka dari itu, kami harapkan masalah gaji juga bisa selesai. Karena PSSI tidak ingin ada tunggakan gaji lagi di musim depan.”
Lebih lanjut Erwin menambahkan, setelah melakukan verifikasi terhadap masing-masing klub, PSSI akan memutuskan hasilnya dalam rapat Komite Eksekutif (Exco), 10 Desember mendatang. Dalam rapat tersebut, akan diputuskan klub-klub mana saja yang lolos verifikasi.
“Keputusannya 10 Desember. Sambil menunggu, kami terus membuka media konsultasi kepada klub-klub yang mau bertanya syarat verifikasi ini. Nantinya, mungkin PSSI bisa membantu. Karena kami juga tidak hanya menunggu mereka, kami akan turut membantu agar prosesnya cepat selesai,” katanya.
Erwin menjelaskan, syarat yang mesti dipenuhi oleh klub-klub mencakup lima aspek, yakni adminstrasi dan personal, sporting, legal, infrastruktur, dan financial. Klub-klub harus memenuhi standar itu apabila ingin berlaga di kompetisi tertinggi musim depan.
“Ya, lima aspek itu wajib dipenuhi oleh mereka. Makanya, saat ini proses itu masih berjalan. Klub-klub diberikan waktu untuk melengkapi semuanya. Nantinya kemudian akan kami data,” jelasnya.
Namun, Erwin menambahkan, selain lima aspek tersebut, ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh klub yakni klub tersebut tercatat tidak memiliki tunggakan gaji para pemainnya.
“Soal masalah tunggakan gaji sudah pernah kami sampaikan kepada klub-klub baik ISL atau IPL bahwa kami ingin mereka tidak memiliki utang gaji ke pemain. Karena hal itu akan menjadi salah satu syarat lolos verifikasi,” ujarnya.
“Diharapkan klub-klub yang masih menunggak agar bisa menyelesaikan. Karena masalah gaji pemain adalah tanggung jawab klub bukan PSSI. Mau tidak mau mereka harus bisa menyelesaikannya,” kata Erwin.
Lalu, apakah PSSI akan membantu klub-klub tersebut membayar gaji para pemainnya?
“Untuk klub ISL, PT Liga Indonesia akan membantunya melalui dana subsidi yang telah diberikan diawal. PT LI ‘kan memberikan jatah Rp 3 miliar kepada masing-masing klub. Nah, dana itu bisa digunakan untuk membayar gaji pemainnya,” jelas Erwin.
“Dari PT Liga sudah mencicilnya, dari mulai Rp 500 juta. Misalkan ada klub ISL mempunyai utang lebih dari Rp 2 miliar, karena kami telah memberi Rp 500 juta maka mereka harus mencari sendiri sisanya.”
“Lalu, begitu juga dengan klub IPL yang masih menunggak gaji. Mereka harus menanyakan kepada operator LPIS apakah ada pembagian dana subsidi kepada masing-masing klub. Jika ada, mereka bisa menggunakan uang itu.”
“Intinya gaji adalah tanggung jawab klub. Maka dari itu, kami harapkan masalah gaji juga bisa selesai. Karena PSSI tidak ingin ada tunggakan gaji lagi di musim depan.”
Lebih lanjut Erwin menambahkan, setelah melakukan verifikasi terhadap masing-masing klub, PSSI akan memutuskan hasilnya dalam rapat Komite Eksekutif (Exco), 10 Desember mendatang. Dalam rapat tersebut, akan diputuskan klub-klub mana saja yang lolos verifikasi.
“Keputusannya 10 Desember. Sambil menunggu, kami terus membuka media konsultasi kepada klub-klub yang mau bertanya syarat verifikasi ini. Nantinya, mungkin PSSI bisa membantu. Karena kami juga tidak hanya menunggu mereka, kami akan turut membantu agar prosesnya cepat selesai,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar