Selasa, 10 Desember 2013

Tulisan Lengkap Tentang Penyakit Stroke

10 Desember


Sidongayah Stroke adalah penyebab kematian nomor tida di dunia setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Yang mengkhawatirkan kita belakangan ini adalah prevalensinya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama di negara-ngera berkembang seperti di Indonesia.
stroke-adv1
Di Indonesia diperkirakan dalam setiap tahunnya ada 500.000 penduduk yang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5 % meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat di kemudian hari, oleh karena perubahan gaya hidup, lingkungan yang semakin tidak sehat, jenis makanan yang semakin beragam dan semakin berlemak. Bisa dibayangkan berapa beban yang harus ditanggung oleh setiap keluarga.
Angka kejadian stroke pada laki-laki dan perempuan hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan faktor risiko pada perempuan dan laki-laki. Pada perempuan, selain faktor risiko stroke yang biasa (seperti hipertensi, kolesterol, obesitas) juga ada faktor risiko lainnya yaitu kehamilan konsumsi pil KB. Wanita yang sedang hamil lebiih berisiko stroke dikarenakan kemungkinan tekanan darah yang meningkat.
Mungkin penyebab yang paling jelas terlihat pada zaman sekarang adalah tingginya tingkat stres serta perubahan pola hidup orang zaman sekarang dibandingkan zaman dahulu. Seperti kita ketahui, beberapa faktor risiko stroke adalah tingkat kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas dan diabetes. Pola hidup yang semakin tidak sehat sekrang ini, seperti jarang berolahraga, sering makan junk food atau stres karena pekerjaan, akan meningkatkan faktor risiko terkena stroke tersebut.
Untuk mencegah stroke harus dimulai memerangi faktor-faktor risiko dari stroke itu sendiri (seperti hipertensi, obesitas dan kencing manis). Dengan memerangi faktor-faktor risiko tersebut, stroke dapat diperkirakan dan dicegah hingga 85%. Pada kenyataannya, sekitar 1/3 pasien stroke sekarang dapat pulih sempurna dan proporsi ini dapat meningkat  jika pasien selalu mendapat terapi darurata dan rehabilitasi yang memadai dari para profesional.
Stroke dapat disebabkan oleh faktor keturunan karena faktor-faktor risiko terjadinya stroke seperti hipertensi dan kencing manis umumnya menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam beberapa penelitian memang ditemukan kaitan keturunan dengan angka kejadian stroke.
Gejala dan tanda awal stroke sangat beragam, mulai dari kesemutan, kelumpuhan anggota gerak sampai bicara pelo. Sakit kepala pun terkadang dapat menyebabkan gejala-gejala yang menyerupai gejala stroke tersebut. Nyeri kepala dadakan tersebut bisa juga hanya sakit kepala biasa. Untuk memastikan ada tidaknya gejala stroke dapat berkonsultasi dengan dokter.


Stroke merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat modern sekarang ini. Bukan hanya penderitanya yang dihadapkan pada suatu keadaan yang sangat menyiksa, tetapi juga keluarga maupun orang terdekat. Beban yang ditimbulkan dari penderita stroke mencakup beberapa hal, mulai dari segi fisik, emosi maupun keuangan.
Dengan semua beban yang dipikul seorang penderita stroke, sebagai keluarga, bagaimana cara kita menghadapinya? Apakah kita harus malu atau mungkin malah depresi menghadapinya? Tentu jawabannya tidak. Penderita pasca-stroke justru memerlukan perhatian lebih dari orang-orang yang sama dan tidak ada satu pun reaksi yang sama di antara dua orang yang terkena stroke. Oleh karena itu, perawatan/rehabilitasi penderita pasca stroke haruslah per individu dan tidak bisa disamakan antara satu penderita dengan yang lainnya.
Rehabilitasi pasca stroke bertujuan agar penderita dapat hidup mandiri dan produktif kembali. Tingkat irehabilitasi pasca stroke sangat tergantung dari banyak aspek : mulai dari seberapa luas kerusakan di otak, waktu penanganan yang sedini mungkin (golden peroid), profesional yang menangani (dokter, fisioterapi, dll), peran serta keluarga dan teman dan yang terpenting adalah niat dan usha dari penderita itu sendiri.
Program rehabilitasi itu sendiri mencakup mulai dari latihan (exercise), modalitas alat, obat-obatan, terapi wicara, dan psikologi. Lingkungan sosial dan aspek psikologi sering dilupakan padahal ini merupakan aspek yang penting. Bahkan interaksi antara pasien dengan keluarga dan profesional (dokter) akan mempercepat proses pemulihan, karena interaksi tersebut akan memberikan dukungan emosional dan motivasi lebih bagi penderita stroke.

Penyakit stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia.Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Secara global, pada saat tertentu sekiatr 80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan hidup. Selama perjalanan mereka, sekitar 4 dari 5 lima keluarga akan memiliki salah seorang anggota mereka yang terkena stroke.
Stroke adalah penyakit otak paling destruktif dnegan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga mereka dan masyarakat. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan menjadi cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak ada perbaikan dalam metode-metode pencegahan yang ada sekarang, jumlah stroke dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang.
Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasi stroke. Namun, data-data ilmiah terakhir secara meyakinkan telah membuktikan hal yang sebaliknya.
Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada hampir 85% orang. juga terdapat terapi efektif yang dapat secara subtansial memperbaiki hasil akhir stroke. Pada kenyataannya, sekitar sepertiga pasien stroke sekarang dapat pulih sempurna dan proporsi ini dapat meningkat jika pasien selalu mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang memadai.
Stroke menimbulkan beban yang sangat besar pada para pengidap stroke, keluarga dan orang yang merawat penderita stroke, serta pada masyarakat. Setiap tahun sekitar 0,2 % populasi mengalami stroke dengan sekitar sepertiganya meninggal dalam 12 bulan berikutnya, sepertiga lainnya mengalami cacat permanen (sering membutuhkan bantuan dari orang lain) dan sepertiga lagi memperoleh kembali kemandirian mereka.
Orang yang bertahan hidup dari serangan stroke memiliki risiko besar kembali terkena stroke atau serangan jantung. Memang, banyak orang takut terhadap serangan strokeberikutnya karena mereka mengganggap bahwa stroke yang membuat cacat adalah sebuah nasib yang lebih mengerikan dibanding kematian.
Stroke merupakan tantangan yang luar bias abesar bagi masyarakat karena jumlah orang yang terkena kemungkinan akan sangat meningkat dalam waktu dekat. Risiko terkena stroke meninigkat seiring usia dn populasi kita secara progresif menjadi lebih tua.

Penyebab Penyakit Stroke



Stroke atau penyakit serebavaskuler adalah kematian jaringan otak (Infark serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa iskemik maupun pendarahan (hermoragik).

Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah. Pada stroke hermoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah yang merembas ke dalam suatu daerah di otak dan meruskanya.
Gambar skema tubuh dan bagian tubuh yang diakibatkan dari stroke
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak . Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri yang mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil, Arteri karotis dan Arteri vertebralis beserta percabangannya bisa tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain. Misalnya dari jantung atau satu katupnya.
Stroke semacam ini disebut emboli serebral. Emboli serebral paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung terutama (fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah yang akhirnya bergabung dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan seperti kokain dan amfetamin juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang biasanya menyebabkan orang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

Stroke Hemoragik dan 

Stroke Iskemik



Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak 9disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari stroke total :10-15% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan subaraknoid.
Stroke-Hemoragik
Perdarahan dari sebuah arteri intrakranium biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang pecah atau karena suatu penyakit. penyakit yang menyebabkan didning arteri menipis dan rapuh adalah penyebab tersering perdarahan intraserebrum. Penyakit semacam ini adalah hipertensi (peningkatan tekanan darah) atau angiopati amiloid (di mana terjadi pengendapan protein di dinding arteri-arteri kecil di otak). Jika seseorang mengalami perdarahan intraserebrum, darah dipaksa masuk ke dalam jaringan otak, merusak neuron (sel-sel otak) sehingga bagian otak yang terkena tidak dapat berfungsi dengan benar.
Pecahnya sebuah aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan subaraknoid. Pada perdarahan subaraknoid, darah di dorong ke dalam ruang subaraknoid yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada awalnya tidak terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu.
Kadang satu-satunya gejala selanjutnya subaraknoid adalah nyeri kepala, tetapi jika diabaikan gejala ini dapat berakibat fatal. Nyeri kepala khas pada perdarahan subaraknoid timbul mendadak parah dan tanpa sebab yang jelas. Pasien menerangkannya sebagai “kepala seperti dipukul palu”, sakit kepala terparah seumur hidupku”, atau seperti ada orang yang menendag-nendang mau keluar dari atas kepalaku”. Nyeri kepala ini sering disertai oleh muntah, kaku leher, atau kehilangan kesadaran sementara. Jika Anda atau siapapun mengalami gejala-gejala ini, panggilah ambulans segera.
Namun, hampir 30% dari semua perdarahan subaraknoid memperlihatkan gejala yang berbeda dengan yang dijelaskan di atas dan perdarahan subaraknoid yang kecil, terutama pada orang berusia lanjut, mungkin tidak menimbulkan nyeri kepala hebat atau memiliki serangan yang parah. Karena itu, semua nyeri kepala yang timbul mendadak harus segera diperiksakan ke dokter.
1. Stroke Hemoragik Intraserebral
Stroke jenis ini menimpa 15% kasus. Banyak terjadi di dalam otak. Tergolong membahayakan. Pada kasus ini, sebagian besar orang yang mengalaminya bisa menderita lumpuh dan sudah diobati. Stroke perdarahan terjadi di dalam otak. Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak dan otak besar. Jika yang terkena di daerah talamus, sering penderita stroke hemoragik intraserebral ini sulit untuk di tolong meskipun dilakukan tindakan operatif untuk mengecakuasi perdarahannya.
2. Stroke hemoragik subaraknoid
Terjadi pada 5% kasus. Memiliki kesamaan dengan stroke hemoragik intraserebral. Yang membedakannya, stroke ini terjadi di pembuluh darah di luar otak, tapi masih di daerah kepala, seperti di selaput otak atau bagian bawah otak. Meski tidak di dalam otak, perdarahan itu bisa menekan otak. Hal ini terjadi akibat adnaya aneurisma yang pecah atau AVM.

Stroke Iskemik

Hampir 85% stroke iskemik disebabkan oleh :
- Sumbatan oleh bekuan darah
- Penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak atau
- Embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakrani (arteri yang berada di luar tengkorak( yang menyebabkan sumbatan di satu atau beberapa arteri intrakrani (arteri yang ada di dalam tengkorak)
Penyebab-penyebab di atas merupakan infark otak atau stroke iskemik. Pada orang berusia lebih dari 65 tahun, penyumbatan atau penyempitan dapat disebabkan oleh aterosklerosis (mengerasnya arteri). Hal inilah yang terjadi pada hampir dua pertiga pasien stroke iskemik. Embolisme cenderung terjadi pada orang yang mengidap penyakit jantung (misalnya, denyut jantug cepat tidak teratur, penyakit katup jantung dan sebagainya.
stroke
Secara rata-rata, seperempat dari stroke iskemik disebabkan oleh embolisme, biasanya dari jantung (stroke kardioembolik). Bekuan darah dari jantung umumnya terbentuk akibat denyutan jantung yang tidak teratur (misalnya fibrilasi atrium), kelainan katup jantng (termasuk katup buatan dan kerusakan katup akibat penyakit rematik jantung), infeksi di dalam jantung (dikenal sebagai endokarditis), pembedahan jantung.
Sebagian besar stroke iskemik terjadi di hemisfer otak, meskipun terjadi di serebelum (otak kecil) atau batang otak. Beberapa stroke iskemik di hemisfer tampaknya bersifat ringan (sekitar 20% dari semua stroke iskemik); stroke in asimtomatik (tak bergejala; hal ini terjadi pada sekitar sepertiga pasien usia lanjut) atau hanya menimbulkan kecanggungan, kelemahan ringan (biasanya hanya satu lengan) atau masalah daya ingat. Namun, stroke ringan berganda dan berulang dapat menimbulkan cacat berat, penurunan kognitif dan demensia.
Serangan stroke iskemik sesaat
Sekitar 1 dari 100 orang dewasa akan mengalami paling sedikit satu kali serangan iskemik sesaat (transient ischaemic attack) seumur hidup mereka. Jika tidak diobati dengan benar, sekitar sepersepuluh dari para pasien ini kemudian akan mengalami stroke (biasanya stroke iskemik) dalam tiga bulan setelah serangan pertama dan sekitar sepertiga akan terkean stroke dalam 5 tahun setelah serangan pertama. Probabilitas terkena stroke meningkat sekitar satu setengah kali lipat untuk setiap penambahan usia sepuluh tahun dan lebih tinggi pada mereka yang semakin sering mengalami transient ischaemic attack atau TIA.


Diet Penyakit Stroke



Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi. Untuk emgtasi keadaan tersebut diperlukan dite khusus.

Tujuan dilakukan diet pada penyakit stroke adalah untuk memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan komplikasi penyakit, memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus. Serta mempertahanlkan keseimbangan cairan dan elektrolit.
diet-penyakit-stroke
Namun sebelum dilakukan diet untuk penderita penyakit stroke, diperlukan pemenuhan syarat dalam melakukan diet stroke, adalah :
1. Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kg BB. Apabila penyakit disertai komplikasi gagal ginjal kronik protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kg BB.
2. Energi yang cukup yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi diberikan 1100-1500 kkal/ hari.
3. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu 10 % dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatsi 300 mg.
4. Karbohidrat cukup yaitu 60-70% dari kebutuahn energi total. Untuk pasien dengan diabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C dan vitamin E.
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sendok teh/ hari (setara dengan kira-kira 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi.
8. Cairan cukup yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan aistes, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.
9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
10. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
Bahan makanan yang dianjurkan untuk penyakit stroke :
1. Sumber Karbohidrat : Beras, kentang, ubi, singkong, hunkwe, tapioka, sagu, biskuit, bihun.
2. Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam tanpa kulit, ikan, telur ayam, susu skim.
3. Sumber protein nabati : Semua kacang-kacangan dan produk olahan (Tahu, tempe).
4. Sayuran : Bayam, wortel, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat, taoge.
5. Buah-buahan : Buah segar, di jus ataupun di olah dengan cara di setup. Seperti pisang, papaya, mangga, jambu biji, melon, semangka.
6. Sember lemak : minyak jagung dan minyak kedelai; margarine dan mentega dikonsumsi dalam jumlah terbatas, Santan encer.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita stroke :
1. Sumber Karbohidrat : Mie, soda (Baking powder), kue-kue yang terlalu manis.
2. Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam yang berlemak, jeroan, keju, protein hewani yang diawetkan.
3. Sumber protein nabati : Pindakas, Produk kacang-kacangan olahan yang diawetkan.
4. Sayuran : Sayur-sayuran yang mengandung gas seperti kol, sawi, kembang kol, lobak.
5. Buah-buahan : Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, nangka, dan buah-buah yang diawetkan (Buah kaleng).
6. Sember lemak : santan kental dan produk goreng-gorengan.

Gejala Komplikasi Penyakit Stroke



Setelah suatu stroke sel-sel otak yang mati dan hematom yang terbentuk akan diserap kembali (reabsorpsi) secara bertahap. Setelah stroke iskemik atau perdarahan intraserebrum, sela yang mati dan hematom itu diganti oleh kista yang mengandung cairan serebrospinalis yaitu cairan yang membasuh otak dan korda spinalis. Pada kebanyakan kasus, proses alami ini selesai dalam waktu tiga bulan. Pada saat itu, sepertiga dari orang yang selamat akan menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat.


Gejala sisa pada stroke mencakup komplikasi sebagai berikut :
  • 80% pasien stroke mengalami penurunan parsial atau total gerakan dan kekuatan lengan dan atau tungkai di salah satu sisi tubuh (kelumpuhan persiat disebut paresis, kelumpuhan total disebut paralisis).
  • 80-90% menderita kebingungan masalah dengan kemampuan berpikir dan mengingat
  • 30% mengalami satu atau lebih masalah komunikasi. Mereka mungkin tidak mampu berbicara atau memahami bahasa lisan (disebut afasia atau disfasia), gejalanya mencakup kesulitan memilih kata-kata yang tepat untuk diucapkan atau ditulis, kesulitan memahami tulisan, pemakaian kata-kata tanpa makna, dan masalah memahami lelucon. Atau mereka mungkin mereka mengalami kesulitan berbicara, berbicara pelo, atau sama sekali tidak mampu bersuara meskipun tetap mengerti bahasa lisan (disartria).
  • 30% mengalami kesulitan menelan (disfagia)
  • 10% mengalami masalah melihat benda-benda di satu sisi (hemianopia) dan 10% memiliki kelipatan ganda (diplopia)
  • Kurang dari 10% mengalami gangguan koordinasi saat duduk, berdiri atau berjalan (ataksia)
  • 30% mengalami masalah orientasi kiri-kanan dan mungkin tidak menyadari masalahnya.
  • Hingga 70% mengalami gangguan suasana hati, termasuk depresi
  • 20% merasakan nyeri di daerah bahu
  • Kurang dari 10% mengalami kejang atau epilepsi (ayan). Hal ini paling besar kemungkinannya terjadi pada mereka yang mengalami perdarahan intraserebrum
  • Banyak pasien stroke menderita sakit kepala
  • Tanpa pencegahan yang memadai, 20% mengalami infeksi dalam satu bulan pertama setelah stroke, dan ini merupakan salah satu sebab utama kematian. Infeksi ini sering disebabkan oleh terhirupnya makanan atau minuman.
  • Tanpa pencegahan yang memadai 10-20% pasien mengalami dekubitus (luka akibat terlalu lama berbaring/tidur) dengan atau tanpa disertai infeksi dalam bulan pertama. Dekubitus adalah salah satu sebab utama kematian setelah stroke.
  • Kurang dari 10% mengalami masalah dalam pengendalian buang air kecil dan atau buang air besar atau konstipasi (sembelit). Hal ini paling besar kemungkinannya terjadi pada orang yang mengalami stroke berulang atau mengidap demensia.
  • 5% mengalami infeksi saluran kemih pada bulan pertama, salah satu penyebab utama kematian setelah stroke.
  • Hingga 10% mengalami deep vena thrombosis (DVT) dalam bulan pertama.
  • 5% mengalami embolisme paru, di mana bekuan darah terlepas dari tungkai dan menyumbat sebuah arteri utama di paru, dalam bulan pertama. Hal ini mematikan pada sekitar 25% kasus.
  • Kurang dari 1% mengalami infark miokardium dalam bulan pertama. ini terjadi jiak suatu bekuan darah menyumbat salah satu arteri di jantung, menyebabkan kematian otot-otot jantung yang terkena. Namun penyakit ini lebih sering terjadi pada tahap-tahap lanjut, terjadi pada sekitar 30-50% pasien stroke dalam 3 tahun setelah stroke.
  • 30% mengalami cacat sendi dan kontraktur (sendi yang tidak dapat ditekuk atau diluruskan) dalam tahun pertama setelah stroke. Hal ini  terutama terjadi pada pasien hemiplegik-pasien yang saa sekali tidak mampu menggerakan salah satu sisi tubuhnya
  • Sekitar 40% pasien terjatuh dalam tahun pertama setelah stroke, dan para pasien ini 4 kali lebih mungkin mengalami patah tulang panggul dibandingkan dengam mereka yang tidak pernah mengalami stroke.


Kematian Akibat Penyakit Stroke




Sebagian penyakit stroke bersifat fatal, sementara yang lain menyebabkan cacat tetap atau sementara. Sekitar 2 dari 10 orang yang mengalami stroke akut akan meninggal dalam satu bulan pertama, 3 dari 10 orang meninggal dalam satu tahun, 5 dari 10 orang meninggal dalam 5 tahun dan 7 dari 10 orang meninggal dalam 10 tahun.

Semakin lama waktu berlalu setelah suatu stroke, semakin kecil risiko meninggal akibat stroke. Risiko kematian terbesar adalah pada tiga hari pertama sekitar 12%. Risiko meninggal dalam 7 hari setelah stroke adalah sekitar 15-17%, dalam dua minggu adalah sekitar 17-20% dan dalam satu bulan adalah 20-25%. Bagi mereka yang bertahan hidup hingga satu bulan, angka kematian per tahun adalah sekiatr 10% yang berarti 1 dari 10 orang yang selamat akan meninggal setiap tahun.
Risiko kematian dalam bulan pertama berbeda-beda bergantung pada jenis stroke : risiko tersebut sekitar 20% untuk stroke iskemik, 40-70% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 40% untuk perdarahan subaraknoid.
Angka kelangsungan hidup setelah stroke iskemik pertama adalah sekitar 65% pada tahun pertama, sekitar 50% pada tahun kelima, 30% pada tahun kedelapan, dan sekitar 25% pada tahun kesepuluh. Prognosis jangka panjang bagi orang yang pernah mengalami perdarahan intraserebrum hemisferik (perdarahan yang mengenai salah satu hemisfer otak) biasanya lebih baik dariada bentuk-bentuk lain perdarahan intraserebrum dengan angka kematian keseluruhan sekitar 15-30%. Sebagian besar orang dengan perdarahan batang otak atau talamus meninggal segera setelah serangan.
Bagi orang yang mengalami perdarahan subaraknoid, risiko kematian dalam dua hari pertama adalah sekitar 35% tetapi setelah itu turun pesat. Risikonya menjadi sekitar 30% pada minggu pertama dan sekitar 10% pada minggu kedua. Salah satu penyebab utama kematian setelah perdarahan subaraknoid pertama adalah perdarahan ulang. Angka perdarahan ulang adalah sekitar 2% per hari selama 10 hari pertama (sehingga totalnya sekitar 20%). Kejadian perdarahan ulang sedikit lebih kecil daripada 30% pada 30 hari dan sekitar 1,5% per tahun setelah 30 hari.
Risiko meninggal segera setelah suatu stroke akut paling tinggi bagi mereka yang mengalami kehilangan kesadaran pada hari pertama dan semakin dalam tingkat penurunanan kesadaran, semakin besar risiko lematian yang mencapai hampir 80% pada mereka yang mengalami koma dalam memperlihatkan pola bernapas yang tidak teratur atau mengalami paralis berat (hilangnya sama sekali gerakan di lengan atau tungkai yang terkena). Risiko tersebut juga lebih tinggi pada orang berusia lanjut dibandingkan kaum muda dan pada mereka yang mengalami inkontinensia (tidak dapat mengendalikan buang air) akibat stroke.
Sebagian orang yang tampaknya terkena stroke ringan meninggal tidak lama kemudian setelah stroke kedua, serangan jantung, atau akibat denyut atau pernapasan mereka dihentikan oleh batang otak yang mengendalikan fungsi-fungsi ini. Ini merupakan bahaya khusus untuk orang yang mengalami stroke batang otak.
Komplikasi medis paling sering yang berpotensi menyebabkan kematian dalam bulan pertama setelah stroke :
- Pembengkakan otak yang diikuti dengan dislokasi yang menyebabkan tertekannya pusat-pusat vital di otak yang mengendalikan pernapasan dan denyut jantung
- Pneumonia aspirasi-infeksi dada akibat masuknya makanan atau cairan ke dalam paru
- Bekuan darah di arteri jantung (infark mikardium) dan paru (emboli paru)
Penyebab tersering kematian stroke setelah satu tahun :
- Infeksi-infeksi saluran kemih, infeksi dada, misalnya pneumonia aspirasi, dan infeksi kulit akibat dekubitus atau luka akibat terlalu lama berbaring di tempat tidur
- Komplikasi kardiovaskluar seperti gagal jantung, serangan jantung dan embolisme paru
- Demensia.

Faktor Risiko Penyakit Stroke



Berita baik mengenai stroke adalah bahwa penyakit ini sangat dapat dicegah. Pada kenyataannya, hampir 85% dari semua stroke dapat dicegah. 
Unsur-unsur pokoknya :
- Mencegah tibulnya faktor risiko dari penyakit stroke
- Menghilangkan sebanyak mungkin faktor risiko penyakit stroke yang ada
- Mengurangi pajanan ke semua faktor risiko yang tidak dapat dihilangkan

Cara terbaik untuk mencegah atau mengurangi faktor risiko stroke adalah gaya hidup yang sehat, yang berarti menyantap makanan yang sehat, aktifitas fisik memadai, dan menjaga keseimbangan emosional. Agar benar-benar efektif, gaya hidup sehat sebaiknya dimulai sejak masa anak-anak dan dilanjutkan seumur hidup.
Juga, terbukti bahwa kecenderungan atau resistensi terhadap banyak penyakit, termasuk stroke, mungkin berawal sejak sama konsepsi (pembuahan) dan berlanjut sepanjang kehamlan. Ketika hamil, terutama pada tahap-tahap awal, faktor-faktor seperti merokok, minum alkohol, stres dan makanan yang kurang memadai, dapat berefek buruk pada risiko stroke dan penyakit kardiovaskuler lain pada kehidupan selanjutnya anak yang belum lahir. Di pihak lain, menghindari faktor-faktir ini selama kehamilan dapat mengurangi risiko anak mengalami stroke dan banyak penyakit kronis lain saat mereka telah dewasa.
Faktor risiko penyakit stroke terbagi menjadi dua, yakni yang dapat dimodifikasi (faktor yang dapat diubah atau diperbaiki) dan tidak dapat dimodifikasi (faktor yang tidak dapat diubah). Faktor risiko yang dapat diubah yang terpenting adalah merokok, hipertensi, ateriosklerosis, penyakit jantung, diabetes, aneurisma intrakranium yang belum pecah, kelebihan alkohol, makanan yang tidak sehat, kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, stres kronis, dan depresi.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah pertambahan usia, jenis kelamin, suku bangsa tertentu (orang keturunana Afrika, Afro-Karibia, Asia, Maori dan Kepulauan Pasifik), dan faktor genetis termasuk riwayat stroke dalam keluarga.
Seseorang dapat mengalami peningkatan risiko untuk mengalami stroke. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar pula risiko stroke yang mengintai. Sebagai contoh, jika seseorang merokok dan menderita hipertensi, risiko mereka terkena stroke adalah 20 kali lebih besar daripada mereka yang tidak merokok dan tidak menderita hipertensi. Banyak orang memiliki lebih dari dua faktor risiko.
Untuk memperkirakan sendiri risiko Anda terkena stroke dapat digunakan penjumlahan sederhana. Untuk menghitung risiko total Anda, tambahkan skor dari setiap faktor risiko pada tabel dibawah ini :
tabel-risiko-stroketabel-risiko-stroke-2
Tabel diatas dapat dijadikan sebuah petunjuk atau acuan Anda dalam menangani dan memperkirakan risiko stroke pada diri anda dengan skor nilai. Tabel ini dimodifikasi dari The Stroke Foundation New Zealand Guidelines 2003.
Jika jumlah skor antara 1 dan 4, risiko Anda rendah (Anda kemungkinan  5-10% lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan orang berusia sebaya yang tidak memiliki faktor risiko itu, yaitu orang yang jumlah faktor risikonya 0(nol]. Jika jumlahnya antara 5 dan 9, Anda memiliki risiko yang lumayan rendah untuk terkena stroke (peningkatan kemungkinan terkena stroke 10-20% dibandingkan dengan orang sebaya yang tidak memiliki faktor risiko tersebut). Jika jumlahnya antara 10-13, Anda memiliki risiko cukup tinggi untuk terkena stroke (kemungkinan 20-40% lebih besar). Dan, jika jumlahnya 14 atau lebih, Anda berisiko sangat tinggi terkena stroke (lebih tinggi lagi bila lebih dari 40%).
Jika Anda menetapkan suatu tujuan utnuk mengurangi faktor risio pribadi Anda dan meletakkan skor yang telah diperbaiki pada tabel di atas, Anda akan dapat melihat penurunan risiko Anda terkena stroke.

Stroke Saraf



Penyakit saraf stroke adalah kematian jaringan orak yang mendadak akibat kurangnya supply oksigen. Keadaan ini bisa disebabkan karena otak kekurangan darah akibat adanya sumbatan aliran darah (ischemic stokre) yang disebabkan oleh adanya timbunan plaque dan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri sehingga sifat elastisitasnya berkurang dan aliran darah pun ikut berkurang (Atherosclerosis). Atau bisa juga disebabkan oleh adanya gumpalan darah akibat plaque yang tumbuh membesar sehingga menyumbat lubang arteru (Trombus). Trombus ini dapat pecah dan lepas, membentuk emlbulus yang mengalir dalam pembuluh darah yang sewaktu-waktu akan menyumbat.

Penyebab penyakit saraf stroke lainnya adalah pendarahan di dalam atau disekitar jaringan otak yang disebabkan adanya tekanan atau trauma jaringan otak. Keadaan ini biasa disebut dengan hemorrhagic stroke. Pendarahan dapat terjad dibawah selaput otak maupun di dalam jaringan otak. Penyebab itamanya adalah tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan pembuluh darah kapiler dalam otak pecah dan mengalir ke dalam jariingan otak. Faktor penyebab serangan stroke antara lain penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, kegemukan (obesitas), sering minum-minuman beralkohol, merokok, lanjut usia  (manula), diabetes mellitus, pemakaian pil kontrasepsi (KB), kurang olahraga, dan stress. Stroke dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis ;
  1. Stroke sementara atau transient ischemic attack (penderita pulih kembali dalam waktu kurang dari 24 jam). Gejalanya antaa lain tiba-tiba sakit kepala, pusing, bingung, pandangan mata kabur, atauu kehilangan ketajaman penglihatan, kehilangan keseimbangan, lemah, dan kesemutann pada satu sisi tubuh.
  2. Stroke ringan (penderita  pulih kembali dalam waktu 2 minggu). Gejalanya antara lain beberapa atau semua gejala stroke sementara, ditambah dengan kelemahan atau kelumpuhan kaki, serta bicara tak jelas.
  3. Stroke berat (pemulihan terjadi sepenuhnya atauu hanya sebagian setelah beberapa bulan atau tahun). Gejalanya antara lain semua gejala stroke sementara dan ringan, ditambah dengan koma jangka pendek, kelemahan atau kelumpuhan satu sisi tubuh, sukar menelan, kehilangan control terhadap  pengeluaran air seni dan kotoran, sehingga konsentrasu serta perubahan perilaku.
Menurut penelitian, 60% faktor pemicu penyakit saraf stroke dapat dideteksi sedangkan 40% lainnya tidak. Pemicu stroke pada dasarnya adalah suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah, hati bergejolak) makan minum terlalu banyak, minum alkohol berlebihan, merokok dan sering mengonsumsi makanan berlemak.
Pemicu lain penyakit stroke adalah terlalu lelah dan terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terlalu banyak olahraga, perubahan cuaca yang terjadi pada musim dingin, tekanan atmosfer tinggi, suhu udara rendah kelembapan udara tinggi, serta  mendadak duduk dan beridir (bangun)  dari tempat tidur. Hampir 80% pemicu stroke adalah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan pengerasan pembuluh arteri (arteriosclerosis). Menurut statistic, 93% pengidap penyakit thrombosis (darah beku, dalam pembuluh darah, ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar