30 Juli
Sidongayah NEWS -- Gerindra bagaimanapun juga adalah salah satu partai yang termasuk cepat di dalam pertumbuhannya. Dibandingkan dengan Golkar dan PDIP, Gerindra diyakini akan bisa menjadi nomor 1 di pilpres 5-10 tahun lagi. Dengan icon penyatunya Prabowo Subianto, Gerindra menjadi partai tersolid hampir tanpa celah korupsi di kadernya. Memang ada kasus menimpa kredibilitas Pius dan Desmond.Baru Ikut di pemilu 2009 , sekarang tahun 2014 sudah berhasil mendapatkan dukungan kurang lebih 10%. Gerindra menjadi sasaran penghancuran dari partai-partai yang sudah berdiri lama tetapi hilang kredibilitasnya. Sebut saja PKS dan PPP ataupun PAN, ketiga pertai ini sudah bertarung cukup lama di pemilu legislatif. Tetapi tahun 2014 ini, 3 partai ini bahkan kalah suara hampir 3-4 persen. Apalagi Hanura yang waktu berdirinya hampir bersamaan dengan Gerindra.
Gerindra yang ditunjang dengan kekuatan kader solid dari berbagai golongan, suku, rasa dan agama, disertai kader ataupun kepala daerah yg didukungnya sangat bersinar, sebut saja Ahok dan Ridwan Kamil, mengangkat elektabilitas partai berlambang Garuda tersebut.
Dengan dana dari Hasyim yang juga salah satu konglomerat besar Indonesia, Gerindra bahkan tidak pernah wani piro utk kepala daerah yang didukungnya di pilkada.
Tidak spt PKS yang sudah terkenal mata duitan, Gerindra terkenal bersih.
Kebesaran Gerindra menjadi salah satu ketakutan dari partai-partai yang melempem.
Akhirnya skrg di tahun 2014 dilakukanlah target penghancuran. PKS adalah partai yang paling oportunis dan masyarakat sudah tau. Jangankah Demokrat dan SBY, Tuhan pun mereka jual . Menggunakan ayat-ayat dan kemunafikan isi dakwah yang enak didengar, serta pencitraan Anis Matta, PKS berhasil menipu grassroot yang tidak ngerti agama.
Tetapi kebusukan dan kemunafikan tidak bisa menipu kalangan berpendidikan tinggi. Akhirnya tahun ini, target 3% hanya menjadi angan-angan.
Begitu melihat Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto, PKS harus punya kendaraan untuk melakukan operasi penghancuran. Dua partai sekaligus disasar menjadi sasaran penghancuran. PDIP dan Gerindra. Dengan isu-isu PKI yg difitnahkan kepada PDIP , publik dicitrakan bahwa kubu Prabowo-Hatta secara overall-lah yang melakukannya.
Padahal akun-akun anonim serta website-website berafiliasi dgn PKS lah yang menjadi dalang penyebaran fitnah PKI kepada PDIP.
Akhirnya yg dikecam adalah Prabowo Subianto dan Gerindra. Akhirnya simpati kpd Prabowo menjadi berkurang. Di dalam tim koalisi pun PKS penuh ulah. Lihat saja komentar Fahri Hamzah kader PKS. Seandainya Fahri tidak berkicau "Sinting" kpd "Jokowi dan usulan hari santri", Prabowo diyakini masih bisa meraih suara dari swing voters, terutama di daerah Jawa Timur. Berkat Fahri Hamzahlah, Prabowo akhirnya kena getah.
Pasca pilpres, ulah PKS makin bertambah. Dengan rilis REAL COUNT palsu yang diambil dari 5 Juli 2014, PKS mencoba menipu media dan massa. Yang tertipu bukanlah media dan publik, tapi kader dan grassroot PKS sendiri. Sekali lagi Prabowo kena getah hasil dusta operasi PKS ! PKS yang mempunyai cyber army memiliki tugas mencuci tangan hasil perbuatan kotor para majikannya.
Lagi-lagi PKS berbohong soal bukti kecurangan yg isinya 10 truk, ternyata setelah sampai di MK, bukti hanya 4 bundle. Lagi-lagi Prabowo dan Gerindra kena getah. Mahfud MD yg harusnya mempunyai kewenangan besar tim koalisi merah putih pun dikadalin berkali-kali oleh PKS. Tagihan Mahfud MD soal data-data bukti kecurangan KPU tidak bisa disediakan PKS, ujung2nya Mahfud MD disingkirkan.
Dalam 2 minggu ini kita lihat sendiri bagaimana Prabowo begitu NGOTOT mengklaim menang sampai mempermalukan diri sendiri? Oleh karena apa? OLEH KARENA DATA PALSU DARI PKS yang terus MENIPU PRABOWO SAMPAI DETIK INI ! SEMOGA PAK HASYIM BISA BACA ARTIKEL INI
Kini PKS meninggalkan luka mendalam bagi publik , dan akhirnya netizen menjadi gerah.
Gerakan tolak PKS di pemerintahan dibunyikan. Kini sasaran penghancuran mereka hampir berhasil. Nama baik Prabowo Subianto dan Gerindra makin tergerus populalitasnya.
Secara platform saja, PKS dan Gerindra ibarat bumi dan langit. Tetapi Prabowo terlalu lemah terhadap PKS dgn mengajaknya berkoalisi. PKS sdh jelas terbukti mempunyai agenda wahabiisme internasional walaupun tidak pernah diakui mereka sendiri, tapi secara doktrin, PKS ibarat saudara dekat wahabi.
Bagi PKS, tidak ada kawan di Indonesia, bahkan PKB, PPP dan PAN yang mengusung asas Islam moderat pun adalah musuh. SBY dan Demokrat setidaknya sudah merasakan manuver PKS. SBY bahkan mau ditarik ke pusaran kasus daging import sapi oleh PKS. Untung saja SBY secara cpt menetralisir di depan publik. Tapi imbasnya, keraguan publik terhdp SBY masih tinggi. Itu juga karena SBY diindikasikan mengetahui kasus Century dan Hambalang.
PKS has nothing to lose jika kali ini capres yang disupportnya kalah, yang penting senjata2 mereka sudah dimuntahkan ke PDIP dan Jokowi. PDIP adalah satu2nya partai kader yang solid yg tentunya menjadi saingan utama PKS yg juga terkenal dgn kader militan. Isu PKI yang ditembakkan PKS ke PDIP secara tidak langsung berdampak jangka panjang dgn menanamkan kecurigaan terhadap PDIP dan Jokowi , terutama sasaran kampanye hitamnya adalah warga2 NU yg orang tua mereka menjad korban PKI di Jawa Timur.
Tapi kalau menang, ya syukur bisa masuk ke pemerintahan utk membuat kebijakan-kebijakan yg pro dengan agenda partai dan golongan mereka sendiri spt yg sdh dijalankan saat ini.
Masih banyak lagi muslihat-muslihat partai berkedok dakwah ini. Yang pasti, sasaran utama mereka secara politis adalah PDIP dan Gerindra, sasaran dakwah mereka adalah mengPKS-kan orang NU dan Muhammadiyah.
Setelah pemilu 2014 ini, partai mana yang akan menjadi sasaran operasi penghancuran PKS? Kita liat saja.
Untuk Prabowo Subianto, recovery dari keterpurukan citra yang sudah dibangun bertahun-tahun semakin sukar pasca pilpres ini. Semoga Gerindra kembali bangkit dan pintar2 mencari teman koalisi.
Sumber by : http://politikanal.blogspot.com/2014/07/operasi-penghancuran-gerindra-oleh-pks.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar