BUAT APA BERKERUDUNG KALAU KELAKUAN RUSAK ... benarkah ???
06 Desember
Sidongayah - Perempuan
yang baik adalah yang bagus agamanya, yang dimaksud ‘agamanya’ adalah
agama dalam hati bukan dalam penampilan. Pertanyaan, “Berarti lebih
bagus perempuan tidak berkerudung tapi baik kelakuannya (beragama)
daripada perempuan berkerudung yang tidak beragama (tidak baik
kelakuannya)? Jawab: “Yang lebih bagus adalah perempuan yang berkerudung
dan beragama sekaligus.”
Kenapa?
Realitas memperlihatkan
kepada kita bahwa perempuan berkerudung lebih banyak yang beragama
ketimbang perempuan yang tidak memakai kerudung.
Jika ada perempuan
tak memakai kerudung tapi beragama (berakhlaq), maka itu adalah
pengecualian dari perempuan-perempuan tak berkerudung yang rata-rata
kurang berakhlaq.
Begitu pula jika ada perempuan berkerudung tapi
tidak/kurang beragama, maka itu adalah pengecualian dari
perempuan-perempuan berkerudung yang rata-rata beragama.
Kerudung
adalah setengah petunjuk kalau wanita yang memakai kerudung tersebut
adalah wanita beragama, setengahnya lagi adalah hati atau perilaku
kesehariannya.
Bila perilaku keseharian seorang wanita muslimah
sudah bagus namun belum berkerudung, segera lengkapi dengan kerudung,
agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna. Begitu pula jika
seorang wanita muslimah sudah berkerudung, namun akhlaq atau perilaku
kesehariannya masih tidak baik, segera lengkapi dengan akhlaq yang baik,
agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna.
Jadi,
jangan ada lagi orang yang berkata “Buat apa berkerudung kalau kelakuan
seperti wanita tak beragama (tidak baik), lebih baik tidak
berkerudung!!”
Pernyataan itu keliru karena beberapa alasan:
#Pertama: Alasan Syar’i
Pernyataan tersebut sama dengan menyeru perempuan untuk melanggar apa
yang telah Allah perintahkan kepada wanita muslimah. Di dalam Al-Quran
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن
جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ
اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Wahai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:
‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzaab: 59)
#Kedua: Alasan Logis
Dikatakan sebelumnya bahwa wanita muslimah yang baik akhlaqnya namun
tak berkerudung baru setengahnya menunjukkan kalau wanita tersebut
beragama, karena setengahnya lagi adalah kerudung, berarti wanita yang
tidak baik kelakuannya dan tidak berkerudung, tidak setengah pun
menunjukkan bahwa wanita tersebut beragama. Maka, bukankah ini lebih
parah nilainya di mata agama? Oleh karena itulah pernyataan di atas
tidak menjadi solusi yang tepat.
Solusi yang Tepat
Bagi wanita muslimah yang sudah berkerudung dan merasa kalau akhlaq atau
perilakunya masih jauh dari akhlaq seorang wanita muslimah yang
sebenarnya, tidak perlu terhasut dengan pernyataan “Buat apa pakai
kerudung, kalau…. dst” lantas melepas kerudungnya karena malu.
Solusi yang bijak adalah, biarkan kerudung itu tetap melekat bersamanya
sembari berusaha untuk terus mengadakan perbaikan akhlaq atau
perilakunya.
Pernyataan Lain
“Kerudungi hati dulu, baru
kerudungi penampilan”. Jika pernyataan ini memang pernah terlontar dan
pernah ada, alangkah bijak jika pernyataan ini kita ubah menjadi:
“Mengerudungi hati tak kalah penting dari mengerudungi penampilan”.
Tentang pernyataan pertama, dikarenakan perbaikan akhlaq adalah proses
berkesinambungan seumur hidup yang jelas bukan instan, dan dikarenakan
tak ada yang dapat menjamin bagaimana dan seperti apa hari esok dalam
kehidupan kita? Masih di atas bumi kah atau di dalam perutnya? Masih
memijak kah atau dipijak? Maka menunda berkerudung dengan alasan
memperbaiki akhlaq dulu adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan
oleh wanita muslimah mana pun.
Adapun pernyataan kedua, memang
demikianlah adanya, bacalah Al-Quran dan tadabburi maknanya, maka kita
temukan bahwa hampir setiap kali Allah berfirman tentang wanita muslimah
yang baik (beragama), isinya adalah tentang “Bagaimana seharusnya
wanita muslimah itu berperilaku?” selebihnya adalah tentang “Bagaimana
seharusnya wanita muslimah itu berpenampilan?”. Jika berkenan bacalah
QS. An-Nur ayat 31, At-Tahrim ayat 5, 10, 11 dan 12, dan seterusnya.
Pernyataan berikutnya adalah:
“Kerudung itu bukan inti dari Islam!” Ya, saya pribadi setuju, memang
bukan inti dari Islam, tapi bagian penting dari Islam yang jika bagian
itu tidak ada, maka terlalu sulit untuk dikatakan “Ini Islam” sama
sulitnya untuk dikatakan “Ini bukan Islam”.
Dikatakan wanita
muslimah sulit karena tidak pernah mau pakai kerudung, dikatakan bukan
wanita muslimah juga sulit, karena shalat, zakat dan ibadah-ibadah
lainnya tetap dikerjakan, juga akhlaqnya adalah akhlaq wanita muslimah.
Kalau saya ibaratkan, hal ini seperti bangunan rumah yang tak nampak
seperti rumah, namun lebih tampak seperti gudang; berjendela tanpa kaca,
tanpa lantai ubin, dan tanpa atap dan seterusnya.
Dikatakan
rumah sulit, karena dari luar hampir tak dapat dibedakan dengan gudang.
Dikatakan bukan rumah juga sulit, karena ternyata penghuninya lengkap,
pasangan suami istri dan satu anak lelaki.
Jendela berkaca, pintu,
atap, dan lantai ubin memang bukan bagian inti dari rumah, tapi tanpa
adanya semua itu, sebuah bangunan akan kehilangan identitasnya sebagai
rumah, konsekuensinya, orang-orang akan menyangka kalau bangunan
tersebut adalah gudang tak berpenghuni.
Kerudung atau jilbab
adalah identitas seorang muslimah (wanita beragama Islam). Kerudung lah
yang memberi isyarat kepada lelaki-lelaki muslim bahkan semua lelaki
bahwa yang mengenakannya adalah wanita terhormat, sehingga sangat tidak
pantas direndahkan dalam pandangan mereka, kata-kata mereka, maupun
perbuatan mereka (para lelaki).
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)
#Kesimpulan
“Identitas seorang wanita muslimah itu adalah jilbab dan akhlaqnya,
akhlaq tanpa jilbab kurang, sama kurangnya dengan jilbab tanpa akhlaq”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar