Jumat, 06 Desember 2013

Cerita Tumbal Perawan di Sungai Nil

06 Desember
Sidongayah - Pada masa jahiliyah, apabila sungai nil tidak mengalir, maka setiap tahun di lemparlah tumbal berupa seorang perawan kedalam sungai tersebut.

Ketika Islam datang, sungai nil yang seharusnya sudah waktunya mengalir, ternyata tidak kunjung mengalir. Penduduk mesir pun kemudian mendatangi Sahabat Amr bin Ash dan melaporkan, bahwa sungai nil kering sehingga harus di beri tumbal, dengan cara melempar seorang perawan yang dilengkapi dengan perhisan dan pakaian terbaiknya.

Amr bin Ash berkata kepada mereka : "Sesungguhnya hal itu tidak boleh dilakukan, karena Islam telah menghapus tradisi tersebut". Maka penduduk mesir pun bertahan selama 3 bulan dengan tidak mengalirnya sungai nil, dan mereka benar2 menderita. Amr bin Ash pun segera menulis surat kepada Amirul mu'minin Umar bin Khoththob RA, untuk menceritakan peristiwa itu.



Dalam surat jawaban untuk Amr, Umar berkata : "Engkau benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku juga mengirim secarik kertas, lemparkan kertas itu ke sungai nil !".

Amr membuka kertas tersebut sebelum melemparnya ke sungai nil. Ternyata kertas tersebut berisi tulisan tangan amirul mu'minin Umar bin Khoththob untuk sungai nil.

Di kertas itu Umar mengatakan : "Dari hamba Alloh, Umar bin Khoththob. Kepada sungai nil di mesir, amma ba'du , Wahai Nil, jika sebelum ini engkau mengalir karena keinginanmu sendiri, maka janganlah mengalir. Namun jika engkau mengalir karena atas kehendak Alloh, maka kami memohon kepada Alloh yang maha Esa & maha Perkasa untuk membuatmu mengalir". Amr pun melempar kertas itu ke sungai nil, sebagai ganti dari melempar seorang perawan.

Ke esokan harinya penduduk mesir telah mendapati sungai telah mengalirkan air nya kembali. Dan mulai saat itu, tidak ada lagi ritual melempar perawan untuk sungai nil di kota mesir.

Subhanallahh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar